Selasa, 29 November 2016

Gadis Desa

sumber foto: jalamalut.com | Indra Talip
Gadis ujung desa. Penebar pesona yang tak terhingga. Bisakah ku minta kau kembali mengukir cerita?
Bolehlah kau mengukur cinta yang tak berujung bagai kasih sayang seorang ibu? Ataukah kau hapus saja semua yang pernah kita bicara.

Gadis ujung desa. Setelah kau bersedia keluar rumah. Sebelum keluar kau pamit pada mama dan papa, tak jauh kau keluar. Hanya duduk di depan rumah, membagi cerita canda, sambil tertawa. Suasana jadi berubah saat ku tatap sekejap saja bola mata mu yang tak banyak orang miliki. Tiba-tiba kita terdiam seketika, suasana ceria jadi redup.

Siapa bilang gadis desa tak secantik Siti Nurbaya, Manohara atau gadis sekelas Jakarta? Itu hanya cerita belaka. Nyatanya kau mirip Juwita yang di maksud dalam syair puisinya Rendra.

Waktu punya kesaktian paling hebat, jarak pun punya keteguhan yang tak mampu kita elak. Keduanya tak lantas membuatku benci pada keadaan yang mampu memisahkan kita pada dimensi rasa yang semacam ini.

Faisal Opo Anwar | Awal Oktober 2016

0 komentar:

Posting Komentar